PART 1
Entah waktu yang
berjalan terlalu ngebut, atau memang kisah kitalah yang terlalu mengesankan,
hingga aku merasa semuanya begitu cepat berlalu, sayang. Kamu hadir membawa
banyak perkembangan di hidupku, rasanya sulit, untuk tidak jatuh cinta
kepadamu. Setahun waktu yang cukup lama bagimu akhirnya membawaku membuat
keputusan menerima sosokmu menemaniku berjalan dan berjuang bersama menulisi
setiap detik kehidupan ini, untuk masa depan kita. Dan, kecepatan waktu
menghitung sudah tiga tahun lamanya kita hidup bersama dalam sebuah hubungan
yang diikat cinta.
Tidak mungkin kamu
tidak mengetahui betapa cinta ini setiap saat selalu kujaga dan kupupuk,
untukmu. Semenjak hari-hari kita berjuang bersama, bahumu yang kokoh selalu
menopang kegundahanku, tanganmu yang lembut selalu membelai kepalaku dengan
kasih sayangmu itu, dan, tutur lembutmu yang selalu menenangkanku dengan
semangat dan nasihat yang selalu kau kuatkan untukku. Aku perlahan menjadi
tergantung padamu, terlebih, aku sangat takut kehilanganmu.
Hidup bersama yang kita
ikhlaskan dengan cinta selama tiga tahun lamanya, membuat aku berhenti mencari
arti bahagia. Semuanya telah kita miliki. Aku masih ingat, ketika kita membahas
mimpi-mimpi kita, tidak pernah namaku absen kau sertakan dalam impian masa
depanmu. Aku menunggu itu sayang, aku selalu mendoakan dan mendukungmu untuk
bisa meraih mimpimu secepat yang kita mampu.
Aku masih ingat,
janjimu. Kamu akan membawaku pada keluargamu, usai lebaran tahun depan. Memperkenalkanku
sebagai calon ibu dari anak-anakmu, dan kelak, giliran keluargamu yang akan
datang ke orang tuaku. Rasanya, aku ingin waktu ini cepat bergulir. Tidak sabar
rasanya aku menjadi istrimu. Setiap pagi menyiapkan sarapan untukmu, menyiapkan
perlengkapanmu sebelum engkau berangkat kerja, ah… indah sekali bukan,
hari-hari kita nanti?
--
Hujan pertama datang. Hujan
yang membawa pengharapan bagi insan-insan yang kekeringan dan merasa kepanasan,
akhirnya menjadi momen romantis kita. Sederhana, tapi aku suka. Aku ingat, kamu
rela kebasahan hanya demi menemuiku di gedung teater tempat biasa aku hangout di sore hari. Aku tahu kamu awam
dengan dunia teater sebelum ini, sayang. Tapi demi mau masuk ke dalam duniaku,
kamu perlahan mulai mencintai hobiku ini, seiring cintamu yang bertumbuh
padaku. Dan aku sangat menghargai itu.
*bersambung⏩ PART 2
0 komentar:
Posting Komentar